Ruang Lingkup Ilmu Sejarah
Pengertian dan Asal Usul Sejarah
Sejarah merupakan rangkuman dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa
lalu. Istilah sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu syajarah yang
artinya pohon. Pemilihan istilah ini didasari oleh makna pertumbuhan dan
perubahan yang terkandung dalam kata tersebut.
Pohon diibaratkan sebagai simbol kehidupan yang menggambarkan pertumbuhan
secara terus-menerus dari dalam tanah hingga menjulang tinggi. Ketika sebuah
pohon tumbuh, ia akan memiliki akar yang kuat, batang, dahan, ranting, daun,
serta buah. Begitu pula sejarah yang berfokus pada kejadian atau peristiwa dari
masa lampau yang terus bergerak hingga menciptakan kehidupan masa kini.
Secara definisi, sejarah merupakan suatu rangkaian peristiwa, kisah
maupun cerita yang benar-benar terjadi pada masa lalu. Meskipun tampak
sederhana, istilah sejarah mengandung makna yang dalam dan luas jika kita
renungkan arti serta hakikatnya.
Ruang Lingkup Ilmu Sejarah
Setiap ilmu pengetahuan memiliki ruang lingkup sendiri. Para ahli
mengkategorikan ruang lingkup sejarah berdasarkan sifatnya menjadi empat,
yaitu:
- Sejarah sebagai
peristiwa
- Sejarah sebagai
ilmu
- Sejarah sebagai
kisah
- Sejarah sebagai
seni
Ruang lingkup ini berfungsi sebagai pembatas atau batasan agar pembahasan
sejarah lebih fokus dan tidak melebar. Hal ini bertujuan agar pembelajaran
sejarah lebih terarah.
Sejarah sebagai Peristiwa
Sejarah sebagai peristiwa adalah suatu kejadian, aktualitas atau
kebenaran yang telah terjadi dan berlangsung pada masa lampau. Peristiwa
sejarah sangat erat kaitannya dengan peran manusia sebagai aktor utama pelaku
sejarah dalam dimensi ruang dan waktu. Artinya, setiap peristiwa sejarah yang
sudah terjadi pasti akan selalu memuat unsur di mana dan kapan terjadinya
peristiwa tersebut.
Tidak semua peristiwa dapat dikategorikan sebagai peristiwa sejarah.
Suatu peristiwa dapat dikatakan sebagai peristiwa sejarah apabila memenuhi
empat syarat, yaitu:
- Abadi -
peristiwa sejarah yang sudah terjadi tidak dapat berubah ataupun diubah
oleh siapapun.
- Unik -
peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak dapat terulang
kembali.
- Objektif -
peristiwa sejarah harus diceritakan sesuai dengan bukti kebenarannya atau
fakta sejarah yang sesungguhnya.
- Penting -
peristiwa sejarah harus memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan orang
banyak.
Para ahli mengelompokkan peristiwa sejarah ke dalam tiga pembabakan:
- Pembagian
peristiwa sejarah secara sistematis - peristiwa dikelompokkan berdasarkan
tema-tema tertentu, misalnya sejarah pendidikan, sejarah sosial, dan
sejarah politik.
- Pembagian
peristiwa sejarah berdasarkan periode waktu - peristiwa dikelompokkan
berdasarkan urutan waktu atau secara kronologis, misalnya masa praaksara,
masa Hindu-Buddha, masa Islam, dan seterusnya.
- Pembagian
peristiwa sejarah berdasarkan unsur ruang - peristiwa dikelompokkan
berdasarkan geografisnya, misalnya sejarah Eropa, sejarah Asia, sejarah
Afrika, dan lainnya.
Sejarah sebagai Ilmu
Sejarah sebagai ilmu adalah suatu susunan pengetahuan tentang peristiwa
yang terjadi pada masa lampau dan disusun secara sistematis dengan menggunakan
metode ilmiah. Menurut Kuntowijoyo, sejarah sebagai ilmu memiliki lima ciri
atau karakteristik:
- Sejarah
bersifat empiris - sejarah berlandaskan pada pengalaman manusia yang
terjadi pada masa lampau.
- Sejarah
memiliki objek - objek kajian ilmu sejarah adalah manusia dan waktu.
- Sejarah
memiliki metode - metode penelitian sejarah memiliki lima tahapan yaitu
pemilihan topik, heuristik (mengumpulkan sumber), verifikasi (kritik
sumber), interpretasi, dan historiografi (penulisan sejarah).
- Sejarah
memiliki teori - teori dalam ilmu sejarah adalah seperangkat nilai dan
filosofi yang dimiliki oleh sejarawan dalam memandang masa lalu. Contohnya
teori kausalitas yang menekankan hubungan sebab-akibat dalam suatu
peristiwa.
- Sejarah
memiliki generalisasi - generalisasi sejarah berasal dari hasil penelitian
dan pemahaman sang penulis mengenai suatu peristiwa.
Sejarah sebagai Kisah
Sejarah sebagai kisah adalah suatu peristiwa masa lalu yang dikisahkan
atau diceritakan kembali. Secara definisi, sejarah sebagai kisah merupakan
cerita, kesan, memori atau tafsiran yang dibuat manusia tentang peristiwa masa
lalu.
Cara penyampaian kisah sejarah bermacam-macam, bisa melalui:
- Buku yang
dituliskan oleh sejarawan
- Cerita lisan
dari orang lain
- Menonton film
sejarah
Peristiwa yang dapat dijadikan cerita sejarah harus memiliki pengaruh
bagi kehidupan orang banyak, misalnya:
- Peristiwa yang
menggambarkan perjuangan manusia ke arah kehidupan yang lebih baik seperti
Perang Diponegoro, Sumpah Pemuda, dan proklamasi kemerdekaan.
- Kisah yang
menceritakan riwayat hidup seseorang yang memiliki jasa bagi kehidupan
masyarakat serta berbangsa dan bernegara, seperti biografi tokoh pahlawan.
Perlu diingat bahwa sejarah sebagai kisah bersifat subjektif, tergantung
pada sudut pandang pengarang atau penyusun cerita. Namun kisah sejarah yang
disampaikan harus tetap berdasarkan sumber-sumber sejarah agar dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sejarah sebagai Seni
Sejarah sebagai seni adalah suatu kemampuan menulis yang baik dan menarik
dalam menyampaikan suatu kisah atau peristiwa di masa lalu. Unsur seni
dibutuhkan agar penulisan sejarah lebih hidup, menarik, dan bermakna.
Pelopor penggunaan unsur seni dalam penulisan sejarah adalah George
Macaulay Trevelyan, sejarawan asal Inggris. Menurutnya, penulisan sejarah
memerlukan unsur seni agar lebih menarik dan tidak membosankan.
Unsur seni yang dibutuhkan dalam penulisan sejarah terutama berkaitan
dengan empat hal:
- Intuisi -
kemampuan mengetahui dan memahami sesuatu tanpa dipikirkan atau
dipelajari.
- Imajinasi -
daya pikiran untuk membayangkan kejadian berdasarkan kenyataan atau
pengalaman seseorang.
- Emosi - luapan
perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat.
- Gaya bahasa -
cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan
atau lisan.
Dengan memadukan keempat unsur tersebut, hasil penulisan sejarah akan
lebih hidup, menarik, dan bermakna. Namun perlu diingat bahwa meskipun
menggunakan unsur seni, penulisan sejarah tidak boleh mengubah fakta-fakta dan
peristiwa sejarah yang sesungguhnya.
Keterkaitan Antar Unsur Ruang Lingkup
Ilmu Sejarah
Keempat unsur ruang lingkup sejarah memiliki hubungan yang saling
terkait:
- Sejarah sebagai
peristiwa merupakan kejadian yang benar-benar terjadi di masa lalu.
- Untuk
membuktikan kebenaran peristiwa tersebut, dilakukan penelitian menggunakan
metode penelitian sejarah (sejarah sebagai ilmu).
- Hasil
penelitian kemudian ditulis menjadi sebuah kisah sejarah (sejarah sebagai
kisah).
- Agar kisah
sejarah lebih menarik, penulisannya memadukan unsur seni (sejarah sebagai
seni).
Dengan memahami keterkaitan antar unsur ini, diharapkan pembelajaran
sejarah dapat menjadi lebih komprehensif dan bermakna. Sejarah bukan hanya
hafalan peristiwa masa lalu, tapi juga pemahaman mendalam terhadap proses
terjadinya peristiwa tersebut hingga dapat diketahui oleh generasi saat ini.
Semboyan "Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah" atau JAS
MERAH mengingatkan bahwa kita sebagai generasi penerus bangsa tidak boleh
melupakan sejarah. Sejarah sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa sebagai
pijakan dalam berbangsa dan bernegara.
Demikianlah pembahasan mengenai ruang lingkup ilmu sejarah. Dengan
memahami hal ini, diharapkan kita dapat lebih menghargai pentingnya mempelajari
sejarah serta memetik hikmah dari peristiwa-peristiwa masa lalu untuk membangun
masa depan yang lebih baik.